Trending

HEC_01 LAMPUNG

HEC_01 LAMPUNG

Senin, 02 Februari 2015

AGAR PELAJARAN MENEMPEL LEBIH KUAT DI KEPALA..MAU???


Pernah ngerasa bete waktu ujian karena kamu ingat secara garis besar soal yang ditanyakan, tapi tidak ingat detail yang diminta soal? Misalnya, lupa nama latin dari salah satu Mollusca paling terkenal, gurita (Octopus vulgaris)? Atau nama kota di mana Cut Nyak Dien diasingkan (Sumedang)? Nah, ini artinya long-term memory kamu untuk informasi-informasi itu kurang kuat, sehingga agak susah bagi otak untuk memanggil kembali data-data yang dibutuhkan.

Di artikel ini, Ruang Psikologi mau mengajak kamu mengenali sedikit cara kerja otak kamu dalam menyimpan memori, agar kamu bisa menyimpan informasi dan memanggil kembali informasi tersebut dengan lebih baik. Ceritanya nih, ya, Ruang Psikologi mau ngasih kamu buku manual dari super-computer yang ada di dalam tengkorak kamu. Artikel ini dibuat berdasarkan bab 6 dari buku Educational Psychology: Developing Learners (5th edition) yang ditulis oleh Jeanne Ellis Ormrod.

Dalam model yang disederhanakan, proses perekaman ingatan di kepala kamu terjadi dalam tiga tahap. Pertama, info yang ada di luar tubuh kamu dirasakan oleh indra kamu, misalnya, pelajaran yang diterangkan guru dilihat oleh mata dan didengarkan oleh telinga. Kedua, jika kamu memerhatikan informasi itu, maka info masuk ke short-term memory alias ingatan jangka pendek. Kalau ingatan ini diproses lagi secara mendalam, maka infonya disimpan secara lebih permanen di long-term memory.
Data yang lebih sering diulang-ulang akan lebih kuat bercokol di kepala kamu dan akan lebih mudah kamu panggil jika dibutuhkan.
Sekarang kita lihat sifat-sifat dari long-term memory dan proses pembentukannya agar kamu bisa mendapat tips mengingat yang bermanfaat. Ada peneliti psikologi yang bilang data di long-term memory akan berada di dalam otak selamanya dan ada peneliti yang bilang sedikit demi sedikit data tersebut akan hilang. Tapi kedua kubu peneliti ini setuju kalau data yang lebih sering diulang-ulang akan lebih kuat bercokol di kepala kamu dan akan lebih mudah kamu panggil jika dibutuhkan. Jika jutaan informasi yang ada di kepala kamu kita gambarkan sebagai buku-buku di atas rak, tentu kamu akan lebih hafal isi dari buku yang lebih sering kamu ambil dari rak dan kamu baca berulang-ulang (contoh nyata: penulis bisa menyebutkan secara pasti apa yang akan terjadi selanjutnya dari beberapa kasus di komik Detektif Conan, hehe..). Nah, tips #1 adalah kamu harus sering-sering mempelajari materi-materi sekolah yang sudah lewat.

menyimpan memory di otak

Sifat berikutnya dari long-term memory adalah interconnectedness alias keterkaitan. Maksudnya, ingatan yang paling banyak berhubungan dengan ingatan lain akan lebih kuat tertanam di otak. Bayangkan sebuah supermarket dengan lorongnya yang berbentuk seperti sarang laba-laba. Di bagian tengah dari cabang-cabang tersebut diletakkan rak berisi coklat. Kalau orang mau mengambil sabun, mereka harus melewati coklat tersebut. Kalau mau ke bagian daging, cara tercepat adalah dengan melewati rak si coklat. Tentu banyak sekali pelanggan yang melewatinya dan akhirnya melihat atau bahkan membeli produk coklat itu.
Memori pun seperti itu, jika makin banyak jalan untuk mengaksesnya, maka kamu akan lebih mudah dalam memanggil ingatan itu. Contoh yang paling umum adalah cara untuk menghafal tabel periodik dalam pelajaran kimia. Kalau kamu mencoba mengingat kolom pertama satu demi satu, H Li Na K Rb Cs Fr, tentu akan sangat sulit. Strategi yang biasa dipakai adalah membuatnya menjadi kalimat sepert Haji LiNa Kawin  Rubi Cs Frustrasi. Kata “Haji”, “Kawin”, nama “LiNa” dan “Rubi” itu lebih umum dalam hidup kita daripada huruf-huruf H Li Na dst., sehingga lebih mudah diingat. Jadi, tips #2 adalah kaitkan sebanyak mungkin pelajaran dengan kehidupan di sekitar kamu. Misalnya, konsep-konsep sosiologi seperti “norma” dengan pengalaman saat kamu pakai baju yang berbeda sendiri di suatu pesta dan akhirnya jadi dilihat oleh semua orang.

Nah, kita sudahi dulu pembahasannya sampai di sifat-sifat long-term memory. Di artikel berikutnya, kita akan mencoba menguatkan long-term memory-mu dengan mempelajari cara yang benar dalam memproses sebuah informasi.
Sumber yang dipakai:
Ormrod, Jeanne Ellis. (2006). Educational Psychology: Developing Learners (5th edition). New York: Pearson Education.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Blogger Templates